Evolusi menuju cdma2000 1X
Pada saat ini teknologi sistem komunikasi selular di Indonesia telah memasuki generasi ketiga atau biasa disebut dengan third generation (3G). Teknologi seluler ini tumbuh dan berkembang mulai dari generasi ke-1 yang ditandai dengan teknologi
analog, sedangkan generasi ke-2 ditandai dengan teknologi digital dengan kecepatan rendah dan selanjutnya pada abad 21 ini muncul generasi ketiga.
Sistem komunikasi nirkabel generasi ketiga (3G) disebut dengan nama sistem Broadband Mobile Multimedia yang berbasis UMTS. Tujuan jaringan komunikasi 3G adalah untuk menyediakan seperangkat standar tertentu yang dapat memenuhi kebutuhan aplikasi-aplikasi nirkabel yang cukup luas variasinya serta untuk menyediakan akses secara global.
Untuk dapat diklasifikasikan sebagai teknologi generasi ketiga (3G) maka kecepatan transmisi data dari sistem 3G harus memenuhi persyaratan kecepatan data 144 kbps dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi, 384 kbps dalam keadaan bergerak dengan kecepatan rendah seperti pejalan kaki, dan 2 Mbps dalam keadaan tidak bergerak (stasioner) sesuai dengan ketentuan dari International Telecommunication Union (ITU).
Teknologi CDMA2000 ini menggunakan pita lebar (bandwidth) mulai dari 1,25 megahertz (MHz) sampai 15 Mhz dan mempunyai alokasi pada frekuensi 450 MHz, 800 MHz (cellular band), 1.700 MHz, 1.900 (PCS Band), atau 2,1 GHz yang sangat tergantung dari regulasi tiap-tiap negara.
Teknologi CDMA2000 berangkat dari cdmaOne (IS-95A) yang merupakan generasi kedua (2G) dengan layanan berupa suara (voice) dan data berkecepatan rendah (maksimum 14,4 kbps). CdmaOne ini berkembang sangat populer, terutama di Amerika Utara. Teknologi cdmaOne ini kemudian dikembangkan lagi menjadi cdmaOne (IS-95B) yang mampu menyediakan layanan data sampai 115 kbps. Untuk dapat melakukan transmisi data lebih tinggi, maka teknologi cdmaOne (IS-95B) ini dikembangkan menjadi CDMA2000.[5]